Tuesday, December 25, 2012

GEMPITA MUSIK PERKUSI ASIA TRI JOGJA FESTIVAL DI TEMBI: MELEKATKAN KEAKRABAN

ASIA TRI 2010
GEMPITA MUSIK PERKUSI ASIA TRI JOGJA FESTIVAL DI TEMBI: Alunan musik dari dua keyboard dan dua biola mengawal pertunjukan musik MN Sambel dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dalam rangka Asia Tri Jogja Festival 2010 di Pendapa Tembi Rumah Budaya. Khusus pada hari kedua memang lebih dikonsentrasikan untuk pertunjukan musik. MN Sambel mengawalinya dengan komposisi musik bertema ”Refleksi”. Suara musik yang dihasilkan oleh dua keyboard dan dua biola segera disusul dengan denting gitar akustik dan bass. Secara lembut dan bertahap dua djembe kecil, rebana, drum, dan djembe menyusup ke dalam gelombang alunan musik yang lebih dulu mengalir. Sesekali hentakan drum dan djembe seolah menghenyakkan penonton dari keterlenaan.
Komposisi musik kedua bertemakan ”BasaGEMPITA MUSIK PERKUSI ASIA TRI JOGJA FESTIVAL DI TEMBI: h” yang menceritakan tentang anak berusia 6 tahun yang bermandi air hujan dengan penuh kegembiraan. Tanpa prasangka, tanpa tendensi. Bermain di bawah hujan untuk menikmati dunia bermain itu sendiri, tidak yang lain. Dua biola mengalun seperti hembusan angin sejuk sebagai awal turunnya hujan yang dinantikan si anak kecil. Ramuan bunyi musik lainnya seperti gerimis yang jatuh perlahan dan bertahap menjadi hujan deras dan hentak-hentak yang sangat kerap dan membuncah. Klimaks adalah hentakan keras dari semua bunyi yang dihasilkan oleh semua alat musik. Demikianlah ”Basah” yang disuguhkan MN Sambel sebagai awalan pertunjukan musik di Tembi Rumah Budaya dalam rangka Asiatri Jogja Festival di hari kedua.
GEMPITA MUSIK PERKUSI ASIA TRI JOGJA FESTIVAL DI TEMBI: Penampilan kedua adalah Djembe Merdeka dari Jogja. Permainan djembe oleh tiga pemusik djembe tampak demikian mendominasi dalam penampilan Djembe Merdeka. Sisipan bunyi petikan gitar, bass, peluit, dan tiupan oboe sesekali menjadi nuansa sensasi tersendiri. Demikian juga dengan dentam-dentam drum dan kendang yang termixing dalam suguhan komposisi musik mereka menjadi ramuan yang menguatkan nuansa tampilan musik perkusi Djembe Merdeka. Derap bunyi djembe yang mereka suguhkan sejak awal sebenarnya sudah menggugah orang untuk berjingkrak.
Dinamisasi derap-derap musik djembe mau tidak mau memang mengingatkan orang akan dunia ke-Afrikaan. Dunia kegembiraan, kebersamaan. Sensasi dentGEMPITA MUSIK PERKUSI ASIA TRI JOGJA FESTIVAL DI TEMBI: am djembe membuat orang sepertti tiadk sadarkan diri (trance) sehingga dalam beberapa kejap realitas seperti terlupakan. Tempo dari djembe yang terus bergetar seperti berdaya hipnotis. Djembe Merdeka seperti ingin menunjukkan bahwa hati mereka memang telah menyatu dengan djembe.
Daya hipnotik musik djembe juga ditampilkan oleh Payon Percusion yang tidak saja menampilkan empat buah djembe, tetapi juga dua perangkat kenong dan kecer, drum, kentongan, icik-icik, kendang, bass (dari bambu), calung, ditambah penampilan yang atraktif menjadikan penampilan Payon Percusion seperti mendekatkan jarak dengan penonton. Penonton pun tersihir untuk menggoyang-goyangkan leher, kaki, atau pantatnya.
DiGEMPITA MUSIK PERKUSI ASIA TRI JOGJA FESTIVAL DI TEMBI: namika yang hingar bingar, permainan nada bass, tone, dan slap dari djembe yang dihasilkan oleh empat orang pemain djembe yang dimixing dengan kecer, bonang, kendang, drum, bass, dan calung kian mengkayakan varian tempo djembe. Ajakan untuk berdiri dan bergoyang pun disambut penonton dengan antusias. Lenyap sudah jarak antara pemain dan penonton. Semua bergoyang, berjingkrak dalam kebersamaan dan kegembiraan. Selesaikah pertunjukan itu ? Belum !
Ketika penampilan Payon Percusion selesai dan mereka mulai turun panggung secara tiba-tiba ada bunyi musik perkusi lain terdengar dari jalan di depan Pendapa Tembi. Mereka masuk ke panggung. Ternyata mereka adalah kelompok musik jalanan Malioboro yang juga mendasarkan permainan dasar musiknya pada jenis perkusi. Ada dua drum sederhana yang dibuat dari drum plastik bekas yang menghasilkan nada bass. Ada drum dan cymbal kecil yang mengasilkan nada tone dGEMPITA MUSIK PERKUSI ASIA TRI JOGJA FESTIVAL DI TEMBI: an slap. Ada angklung yang ditata sedemikian rupa sehingga angklung dapat dimainkan dengan tempo yang sangat cepat. Angklung lebih difungsikan sebagai melodi. Ada pula calung dan icik-icik yang melengkapi komposisi bunyi musik jalanan ini.
Tidak kalah sensasionalnya. Lebih mengasyikkan lagi musik mereka bisa juga digunakan untuk mengiringi lagu-lagu dangdut atau pop. Jarak antara pemain dan penonton punah sudah. Semua bermusik dan berjingkrak bersama. Membaur dalam kebersamaan dan kegembiraan. Semua peserta Asiatri baik dari Jepang, Indonesia, Chili, Venezuela, dan penonton umum membaur menjadi satu dalam suka cita. Realitas hidup terlupa dalam rentang waktu sejenak. Di sinilah komunikasi dengan media kebudayaan terjalin. Jarak kebangsaan, ras, golongan, kelompok tidak ada lagi. Asiatri menjadi salah satu media yang cukup efektif untuk saling mengerti dan memahami orang lain dari belahan dunia yang lain.

No comments:

Post a Comment